ARTICLE AD BOX
Peringatan Hari Desa Nasional menurut Lihadnyana menjadi tonggak penting untuk memperkuat peran desa dalam pembangunan nasional. “Kita ingin meneguhkan bahwa desa memiliki hari lahir, yaitu 15 Januari bertepatan dengan disahkannya Undang-Undang Desa,” ucap Lihadnyana. Menurutnya, tahun ini pemerintah daerah berkomitmen menjalankan program prioritas nasional yang digagas Presiden RI.
Program tersebut memperkokoh ketahanan pangan dan mewujudkan swasembada pangan di setiap wilayah. Salah satunya dilaksanakan kegiatan penanaman bersama tanaman pangan sebagai simbol deklarasi desa untuk mendukung ketahanan pangan secara mandiri. “Kita tandai Hari Desa Nasional dengan aksi nyata, yaitu penanaman serentak tanaman-tanaman pangan. Ini adalah langkah awal yang nantinya akan diikuti oleh desa-desa lainnya,” kata Lihadnyana.
Birokrat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu ini pun menekankan pentingnya penyesuaian program desa dengan program prioritas nasional. Seperti ketahanan pangan, pengentasan stunting, dan peningkatan pendidikan. Seluruh pemerintah desa di Buleleng pun diimbaunya untuk memanfaatkan alokasi dana desa untuk mendukung program-program tersebut, termasuk pengadaan bibit tanaman pangan.
“Dana desa sudah ada, salah satunya bisa digunakan untuk mendukung ketahanan pangan, seperti pembelian bibit. Ini langkah konkret yang harus kita lakukan bersama,” tegas dia. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat menjelaskan bahwa jenis tanaman yang dipilih dalam gerakan ini, yaitu jagung arumba dan cabai. Dua varietas ini memiliki keunggulan adaptasi terhadap kondisi iklim di Buleleng. Jagung arumba yang telah berhasil dibudidayakan di wilayah Desa Gerokgak diprediksi dapat dipanen dalam waktu 45 hari. Sementara itu, tanaman cabai membutuhkan waktu sekitar 70 hari untuk siap dipanen.
“Kegiatan ini tidak hanya mendukung swasembada pangan, tetapi juga memaksimalkan produktivitas lahan dengan pola tumpang sari. Dengan menanam cabai di sela-sela jagung, kita harapkan hasil panen yang optimal, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi petani,” ujar Melandrat. Kegiatan apel bersama yang mengawali pencanangan gerakan menanam bersama menjadi simbol kolaborasi dan semangat bersama seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat ketahanan pangan di Buleleng.
Targetnya meningkatkan produksi komoditas lokal yang berpotensi besar. Gerakan ini diharapkan mampu menjadi langkah strategis untuk menjadikan Buleleng sebagai daerah percontohan dalam pengelolaan pertanian berkelanjutan. Selain itu, upaya ini sejalan dengan program nasional dalam memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan beragam untuk masyarakat. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan berorientasi pada hasil, Buleleng optimistis dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian swasembada pangan di tingkat nasional. @ k23