ARTICLE AD BOX
“Peluang perluasan (pembelian minyak jelantah) itu ada sambil terus kami evaluasi,” kata Manager Komunikasi, Relasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Ahad Rahedi di Denpasar, Bali, seperti dilansir Antara, Rabu.
Adapun untuk fase awal program menyerap minyak jelantah dari rumah tangga itu baru hadir di tujuh lokasi, yakni tersebar di lima titik di Jakarta, dan masing-masing satu titik di Tangerang dan Bandung.
Tujuh lokasi tersebut merupakan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), rumah sakit dan kantor BUMN bidang minyak bumi dan gas itu di regional Jawa bagian barat.
Di tujuh titik tersebut tersedia kotak pengumpulan minyak jelantah atau UCollect Box.
Ada pun skema penjualan minyak jelantah itu, yakni masyarakat dapat mendatangi titik pengumpulan minyak jelantah yang telah ditentukan.
Masyarakat yang membawa minyak jelantah itu kemudian memindai QR Code yang tertera pada kotak tersebut menggunakan aplikasi MyPertamina, dan rencananya pengumpulan dan penukaran minyak jelantah itu dilaksanakan hingga sebelum 20 Maret 2025.
Konsumen nantinya memperoleh hasil berupa saldo dompet elektronik (e-wallet) mulai dari Rp6.000 per liter dan berkesempatan mendapatkan vocer elektronik melalui aplikasi tersebut senilai Rp25.000.
Program pengumpulan minyak jelantah atau used cooking oil (UCO) hasil konsumsi rumah tangga dilaksanakan sejak 21 Desember 2024.
Sejak saat itu, kota UCollect sudah mengumpulkan 1.162 liter minyak jelantah.
Pertamina Patra Niaga mencatat konsumsi minyak goreng di sektor rumah tangga mencapai sekitar 2,66 juta ton per tahun, sehingga masih ada peluang besar menyerap minyak jelantah khususnya konsumsi rumah tangga.
Minyak jelantah telah menjadi bauran bahan baku berkelanjutan yang digunakan BUMN itu pada produk biofuel avtur atau bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF), sehingga mendukung industri penerbangan mengurangi emisi karbon. 7