ARTICLE AD BOX
Manajer Operasional DTW Jatiluwih, John Ketut Purna, memastikan bahwa uji coba pendaratan helikopter di helipad ini telah dilakukan dengan lancar pada Kamis (13/2/2025). "Nanti akan diluncurkan bulan Maret 2025. Saat ini masih uji coba dan sudah berjalan dengan baik," ujar John pada Kamis malam.
Tidak Mengganggu Status Warisan Dunia
Menanggapi kekhawatiran terkait status Jatiluwih sebagai warisan dunia UNESCO, John Ketut Purna menegaskan bahwa lokasi helipad tidak berada di area yang dimaksud. "Lokasi helipad di Banjar Kesambi, agak jauh sehingga tidak akan mempengaruhi," jelasnya.
Sebelumnya, rencana pembangunan helipad di Jatiluwih sudah muncul sejak 2019. Namun, proyek tersebut mendapat teguran dari Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI saat itu, Nadjamuddin Ramly. Kala itu, helipad direncanakan dibangun di area Subak Jatiluwih, tepatnya di Tempek Besi Kalung, Kecamatan Penebel, Tabanan.
Pemerintah pusat sempat menolak rencana tersebut karena dikhawatirkan akan merusak keaslian bentang alam subak yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada 2012.
Subak, sebagai sistem irigasi tradisional di Bali, menjadi salah satu aspek utama yang dinilai dalam penetapan warisan dunia UNESCO. Setiap perubahan signifikan dalam bentang alam bisa berisiko menempatkan Subak Jatiluwih dalam daftar merah UNESCO, yang berujung pada pencabutan status warisan dunia jika tidak ada upaya perbaikan.
Dengan lokasi baru yang telah dipilih, pembangunan helipad ini diharapkan tetap mendukung aksesibilitas wisatawan tanpa mengganggu keaslian lanskap Subak Jatiluwih.